MAKLUMAT HUJAN
Hujan. Sepertiga malam. Darimu aku tahu, hujan dan sepertiga malam mampu antar doa kita lebih cepat menembus langit lantas terdengar oleh-NYA. Katamu, ada pintu yang tak terlihat diatas langit, dan hujan adalah tanda langit tengah terbuka, karenanya doa kita mampu menyelinap ke atas diantara rintik yang turun ke bawah. Katamu, doa seperti WiFi. Orang berdesak memakainya tuk sembuhkan hati atau mengharapkan sesuatu, langit setiap hari tercorak doa dari sekian milyar manusia, karenanya, jika hendak terdengar, kita harus pintar memilih waktu, dan sepertiga malam adalah waktu yang pas guna mengurangi kadar saingan pendoa. Aku hanya mengangguk, ku tahu tak seperti itu penjelasannya, namun bukan kah kebanyakan orang seperti itu? Hanya mendengar Apa yang ingin di dengar, dan yang ingin di dengar kebanyakn adalah dari mulut orang yang kita kagumi. Sayangi. Cintai.
Kau mungkin tengah terbangun sekarang, aku tahu kau tak akan melewatkan detik ini karena salah satu doa mu ialah agar doa-doa mu terkabul. Aku bertanya, apa yang kau harapkan dan siapa yang selalu kau sebut dalam doa mu. Hingga hampir semua cara kau lakukan. Hampir semua waktu kau jajaki guna mendapatkan jawaban.
Aku hanya menerka isi hatimu, sebatas dari cerita yang selalu kau lempar kala kita berjumpa. Katamu, kau tengah kagum, sayang dan cinta pada seseorang. Katamu, dia adalah orang sederhana yang tak banyak bicara, tak pandai matematika apalagi fisika. Ia juga tak mahir bersenda gurau. Ia sederhana. Sebatas orang yang hanya tahu apa yang diinginkan dalam hidup. Tapi, buatmu itulah kesederhanaan teristimewa darinya. Katamu lagi, tak banyak orang yang tahu apa yang diinginkannya dalam hidup, kebanyakan hanya di kontrol oleh mulut orang lain. Hingga, hatimu sengaja kau jatuh kan untuknya yang tak seperti kebanyakan orang.
Ceritamu melengkapi terka-ku. Ku tahu kau menyebutnya dalam doa mu, agar ia hidup sehat, agar ia selalu bahagia, agar ia panjang umur, serta agar-agar lain yang menuntunnya pada kehidupan lebih baik.
Aku sempat bertanya padamu, mengapa tak kau utarakan perasaanmu padanya. Kau berkata bahwa kau ingin punya kisah romantis. Dari sana aku menduga kau mungkin ingin menjadi bagian dari salah satu asmara terbaik di dunia, dimana cinta mu mampu tersampaikan tanpa kata. Kau ingin ia merasakan tanpa perlu kau paksa ia tuk merasa. Kau ingin kisah mu dan dirinya sedramatis, laiala majnun/Cinderella/Romeo Juliet/Rose dan Jack. Serta pasangan lain yang memiliki kisah asmara tak sederhana lainnya.
Satu hari kau bermimpi, bahwa ia datang, memelukmu dari belakang dengan air mata bercucuran. Tersendu sembari katakan hal terindah di dunia "aku mencintaimu". Dalam mimpimu saat itu hujan. Hingga kau benar-benar yakin bahwa kisah mu dan dirinya akan tertulis sebagai satu dari sekian asmara yang luar biasa di bumi. Aku hanya diam mendengar mu bercerita, bagaimana mungkin ku berkata bahwa kau terlalu berlebihan sementara matamu begitu berbinar kala kau bercerita. Seolah mimpi itu menjadi satu dari sekian ratus mimpi yang selalu kau tunggu dalam tidur. Dan duga ku dari sana semua bermula. Kisah asmara luar biasa.
Satu hari, ketika kita melihat senja. Kau kembali bercerita tentangnya. Katamu, kau tak percaya bahwa di dunia tak ada orang yang sempurna, karena bagimu ia sangat sempurna, ia ingin jadi Ibu yang baik. Dan Ibu yang baik adalah wujud kesempurnaan yang kau pahami. Jika seperti itu? Berarti kau sempurna untukku. Aku masih ingat. Kala di Sekolah Dasar. Pelajaran Bahasa Indonesia. Kita semua harus menulis cita-cita. Tak seperti yang lain kau tak tertarik menjadi dokter/astronot/ilmuwan. Kau hanya ingin jadi Ayah yang baik untuk istri dan anakmu. Dan seingatku dari sanalah sebagian diriku berharap menjadi orang yang akan kau perjuangkan kebahagiaan nya.
Hingga satu hari ia yang selalu kau sebut dan doakan kebahagiaan nya datang. Aku tak tahu apa-apa selain berdoa agar harapan mu terkabul. Setidaknya untuk sekarang. Karena dulu sekali, saat kau pertama bercerita tentangnya. Aku merasa kecewa, merasa cemburu dan ingin melampiaskannya melalu amarah padamu. Tapi aku hanya bisa menjauh darimu. Seperti anak kecil yang 'ngambek' karena tak mendapat apa yang ia mau. Namun, satu hari, aku sendiri yang menyerah. Menjauh darimu nyatanya lebih sakit dari pada kenyataan bahwa kau bahagia mendapat kisah asmara yang ada dalam benakmu bersamanya. Aku sadar. Bahwa aku hanya perlu memastikan kebahagiaan mu. Karenanya, hujan. Sepertiga malam. Aku terbangun. Lantas berdoa, agar doamu untuk dirinya,akan terkabul. Hingga satu hari, mungkin kau akan mewujudkan cita-citamu. Meski bukan denganku.
Komentar
Posting Komentar